Perampokan 129 Kg Emas di Jakarta Terjawab, Dibongkar Dukun!
[ad_1]
Jakarta, Harian – Emas merupakan salah satu barang berharga yang sering disimpan oleh pemiliknya. Tak heran jika banyak terjadi perampokan emas hingga perampokan di Jakarta pada tahun 1970an menjadi viral.
Nilai perampokan tercatat mencapai 129 kg emas, dan emas juga dicuri dari berbagai toko di Jakarta. Pelaku melakukan aksinya dengan sangat hati-hati dan menutupi penyamarannya dengan berbagai cara. Polisi kesulitan menangkapnya. Namun, semuanya terungkap berkat bantuan sang dukun. Berikut cerita lengkapnya.
Mulai dari Bokek
Pada tahun 1970-an, hiduplah seorang pemuda di Jakarta bernama Johannes Hubertus Eikenboom atau lebih dikenal Johnny Indo. Johnny, yang menikah pada usia 16 tahun, terpaksa bekerja untuk menafkahi istri dan anak-anaknya.
Belakangan, sepeninggal ayahnya, bebannya semakin bertambah, sehingga ia pun harus menghidupi ibu dan adik-adiknya. Dia kemudian bekerja sebagai mekanik dan sopir truk. Untungnya, tahap pengerjaan jalan tersebut tidak berlangsung lama.
Joni yang merupakan keturunan Belanda dan memiliki paras ganteng ini sempat terjun ke dunia hiburan sebagai model dan pemeran film. Dari sini dia masuk dan keluar studio dan kamera setiap hari. Namun kegiatan ini tidak dilakukan secara terus menerus.
Ada suatu tahapan di mana ia tidak ditawari untuk berakting di film atau menjadi model. Ketika tahap ini tiba, dia langsung tidak punya uang lagi, artinya dia bangkrut. Apalagi kalau punya uang, Joni kerap boros.
Alhasil, seperti diceritakan Willie Angelicus Hangguman dalam Johnny Indo: Repentance and Hope (1990), ia mengambil jalan pintas: merampok sebuah toko emas. Kami mengambil jalan ini berkat ajakan seorang teman. Johnny yang selalu membaca cerita perampokan di novel dan komik, langsung menuruti dengan baik ajakan temannya.
Jadi, perampokan itu terjadi. Pada tanggal 20 September 1977, Joni memimpin perampokan di sebuah toko emas di Kebon Kakang, Tanah Abang. Ia berhasil mencuri 2 kg emas. Keberhasilan ini membuat Johnny semakin percaya diri. Dia memutuskan untuk menjadi penjahat sebagai pekerjaan paruh waktu.
Singkat kata, pria kelahiran 6 November 1948 ini terlibat perampokan emas sepanjang 1977-1978. Tentu saja perampokan tersebut dilakukan berjauhan untuk mengelabui polisi. Total ia mengambil 129 kg emas.
Berbagai media pun menjadikan perampokan ini sebagai topik pemberitaan hangat. Polisi kesulitan mengusut kasus tersebut. Karena itu dilakukan dengan sangat hati-hati. Johnny juga menyembunyikan citranya sebagai penjahat. Dia masih seorang aktor dan model.
Pihak keluarga tidak mengetahui kalau Joni bekerja sebagai perampok. Bahkan, istrinya Stella bertanya kepada Joni tentang kasus perampokan tersebut, tanpa mengetahui bahwa pria yang diajak bicaranya adalah pemeran utama.
“Saya membacanya. Orang-orang ini sungguh ceroboh. Ini sudah terlambat. Tapi pelakunya belum tertangkap,” kata Stella.
“Ini masalah polisi. Saya sangat ingin tidur. “Aku mau tidur, aku capek,” jawab Joni.
Dibuka berkat Dukun
Saat adu kucing-kucingan dengan polisi, Johnny selalu berjaga-jaga. Apalagi, istrinya juga mulai kaget karena ia kerap membawa banyak uang untuk menjadi model. Meski selalu kabur dalam waktu lama, akhirnya ia tertangkap.
Pada 18 April 1979, polisi menangkap komplotan Joni. Dari sini terungkap, perampokan emas besar-besaran di Jakarta dilakukan oleh orang-orang yang kerap berjalan-jalan di sekitar layar. Saat penggeledahan di rumah tersangka, polisi tidak menemukan Johnny.
Ternyata Joni yang punya firasat buruk, bertemu dengan dukun di Ankole. Dukun tersebut berkata bahwa ia perlu pergi ke sebuah gua di Gunung Gurukh, Sukabumi. Jadi dia pergi ke Sukabumi.
Sesampainya di sana, ia bertemu dengan seorang dukun yang menjaga gua tersebut. Dia mengatakan ingin bermeditasi agar aman dari gangguan polisi. Mendengar hal itu, dukun itu terkejut. Ternyata dia berhadapan dengan penjahat besar.
Alhasil, sang dukun punya strategi. Dia juga takut polisi mengira dia menyembunyikan penjahat. Apalagi polisi mengeluarkan laporan DPO dan memperlihatkan wajah Johnny di berbagai tempat. Dia kemudian mengizinkan Johnny bermeditasi. Saat itulah dukun langsung melaporkan hal tersebut ke polisi.
Maka berkat bantuan sang dukun, kampanye Joni ke polisi berakhir pada 26 April 1979. Pengadilan kemudian memvonis Joni 14 tahun penjara di Nusa Kambangan. Setelah kasusnya terselesaikan, keluarga tersebut menghadapi hari-hari sulit. Stella kaget karena suaminya adalah seorang pencuri. Anak-anaknya sering diejek.
Saat itu, Johnny menyesali perbuatannya. Kemudian selama di penjara dia berpindah agama menjadi seorang Kristen yang taat. Namun pada tahun 2000-an, ia masuk Islam dan diberi nama Umar Billah. Johnny meninggal pada 26 Januari 2020.
(pgr/pgr)
[ad_2]
Post Comment