Alergi tapi ingin punya hewan peliharaan, ini solusinya
[ad_1]
DUTA PONSEL, Batavia – Jika Anda peduli dan menyayangi kucing atau anjing, tetapi menderita alergi terhadapnya, Anda mungkin bertanya-tanya bagaimana cara mengatasinya. Alergi dapat menimbulkan gejala seperti bersin, mata berair, hidung tersumbat atau berair, tenggorokan gatal, dan sesak napas. Dan ada banyak cara untuk meredakannya, mulai dari pengobatan hingga perubahan gaya hidup.
Seperti dilansir CNA, alergi pada hewan peliharaan bukan disebabkan oleh hewan, melainkan oleh servolum pada sekresi air liur dan kulitnya, yang menyebabkan peradangan pada kutikula (bulu). Menurut Dr. Gwenda Lowe, dokter hewan dari Brighton Vet Care, mengatakan bulu hanyalah media yang membakar kulit tersebut. Namun pada beberapa kasus, alergi bisa disebabkan oleh tungau debu atau nyamuk yang terdapat pada bulu hewan, bukan pada hewan itu sendiri.
Menurut Dr. Alergi kucing lebih umum terjadi dibandingkan alergi anjing, kata Ker Liang, seorang ahli bedah Lario. Hal ini karena kucing memiliki protein alergen yang lebih kuat, Fel d 1, yang dapat bertahan lebih lama di udara dan menyebabkan reaksi yang lebih parah.
Meskipun tidak ada ras kucing atau anjing yang benar-benar hipoalergenik, ada beberapa ras yang lebih sedikit bisul atau kerontokannya, seperti pudel atau schnauzer, dan kucing Siberia. Namun, meski dengan perawatan dari jenis alergi yang tidak terlalu alergi, orang dengan alergi parah masih dapat mengalami reaksi.
Untuk mengurangi paparan alergen, Anda dapat melakukan beberapa langkah seperti menggunakan filter udara HEPA, membatasi akses hewan peliharaan ke area tertentu, dan menjaga kebersihan rumah dengan sering menyemprot dan menyedot debu. Namun mengurung diri dalam satu ruangan tidak disarankan karena dapat menyebabkan stres pada hewan.
Ubah pola makan hewan peliharaan Anda
Iklan
Selain itu, Anda dapat mempertimbangkan untuk mengganti hewan peliharaan Anda. Menurut Dr. Menurut Lowe, makanan seperti Purina Pro Plan LiveClear dapat membantu mengurangi alergen pada kucing hingga 47 persen setelah tiga minggu pemberian rutin. Namun, tidak disarankan menggunakan tisu basah atau mencuci terlalu sering untuk mengurangi kulit yang meradang karena dapat menyebabkan infeksi pada kulit hewan.
Obat-obatan seperti antihistamin dan obat semprot hidung juga dapat meredakan gejala alergi. Namun penggunaannya memerlukan kehati-hatian, terutama dalam jangka panjang, karena dapat menimbulkan efek samping seperti mulut dan hidung kering, atau ketergantungan pada obat semprot hidung.
Jika gejala alergi Anda parah dan terus-menerus, terapi kekebalan (imunoterapi) bisa menjadi solusi jangka panjang. Terapi ini melibatkan pemberian alergen dalam dosis kecil untuk membantu tubuh beradaptasi dan mengurangi reaksi alergi seiring berjalannya waktu. Namun, tidak semua orang cocok menjalani terapi ini, terutama penderita asma yang tidak terkontrol atau kondisi autoimun.
Dengan langkah-langkah ini, pemilik hewan peliharaan yang memiliki alergi tetap dapat menikmati kebersamaan dengan hewan peliharaannya tanpa terlalu diganggu oleh gejala alergi.
Pilihan Editor: Alergi kucing tidak mengecil, malah memicu penyakit yang lebih serius
[ad_2]
Terimakasih
Post Comment