Dampak Buruk Gizi Buruk Bagi Kesehatan jika tidak diobati
[ad_1]
DUTA PONSEL, Batavia – Malnutrisi kondisinya adalah kekurangan, kelebihan, atau ketidakseimbangan asupan energi dan/atau gizi. Dokter spesialis nutrisi klinis dari Universitas Indonesia, Luciana B. Sutanto mengatakan, penurunan berat badan bisa berdampak buruk jika tidak ditangani.
“Jika gizi buruk tidak dikenali dan diobati, maka kesehatan bisa menjadi lebih buruk, terutama bagi mereka yang berisiko, seperti lansia, penderita penyakit kronis, dan orang sakit,” ujarnya dalam diskusi Pekan Peduli Gizi Buruk 2024 yang digelar. Batavia, Selasa 17 September 2014.
Menurut informasi resmi dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kondisinya gangguan nutrisi termasuk stunting (tinggi badan rendah dibandingkan usia); limbah (berat badan rendah untuk tinggi badan); kekurangan berat badan (berat badan rendah menurut usia), dan defisiensi atau insufisiensi mikronutrien (defisiensi vitamin dan mineral penting). Sedangkan kondisi gizi berlebih antara lain kelebihan berat badan, obesitas, dan penyakit yang tidak disebabkan oleh pola makan, seperti jantung, stroke, diabetes, dan kanker.
“Malnutrisi tidak hanya berdampak pada kesehatan fisik dan meningkatkan risiko kematian, tetapi juga menimbulkan dampak ekonomi yang signifikan, seperti peningkatan biaya rawat inap dan rehabilitasi,” jelas Presiden Persatuan Gizi Indonesia ini.
Luciana menjelaskan, gizi buruk, khususnya pada anak-anak dan ibu hamil, merupakan masalah kesehatan yang signifikan di Indonesia. Laporan Survei Kesehatan Indonesia (SKI) menunjukkan angka prevalensi nasional pada tahun 2023 turun menjadi 21,5 persen, turun 0,1 persen dari 21,6 persen pada tahun 2022.
Pekan Peduli Malnutrisi
Selain itu, hasil penelitian Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) menunjukkan 21 juta warga atau sekitar 7 persen penduduk Indonesia mengalami gizi buruk, dengan asupan kalori per kapita harian di bawah standar Kementerian Kesehatan sebesar 2.100 kkal. Luciana mengatakan, penyebab utama penurunan angka kemiskinan di Indonesia adalah kemiskinan, kekurangan pangan, pengetahuan gizi, dan kesenjangan pelayanan kesehatan.
Iklan
Dalam upaya mengatasi kondisi tersebut, diadakan kegiatan Pekan Peduli Gizi Buruk untuk meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai dampak kesehatan yang buruk dan upaya pencegahannya. Pekan Peduli Gizi Buruk 2024 diadakan pada tanggal 16-20 September dan mencakup kegiatan edukasi tentang pencegahan dan penanganan gizi buruk.
Luciana menekankan pentingnya mencegah malnutrisi segera setelah gejala malnutrisi diketahui publik. Malnutrisi Diantaranya adalah berat badan rendah, lengan dan kaki kurus, mudah lelah, mudah pingsan, mudah tersinggung, rambut mudah rontok, suhu tubuh rendah, rasa dingin terus-menerus, serta detak jantung dan tekanan darah rendah.
Sedangkan orang yang kelebihan berat badan mungkin akan mengalami gejala seperti kelebihan berat badan, tekanan darah tinggi, dan resistensi insulin. Luciana juga menjelaskan, terdapat kolaborasi lintas sektor dalam upaya meningkatkan pemahaman masyarakat dalam menerapkan pola makan gizi seimbang untuk mencegah gizi buruk.
Pilihan Editor: Saran Dokter untuk Atraksi Makanan Sehat untuk Anak Usia 1 Tahun
[ad_2]
Terimakasih
Post Comment