Indikasi Andropause, Menopause Mal yang Potensinya di Usia 40 Tahun bertemu
[ad_1]
DUTA PONSEL, Batavia – Seiring bertambahnya usia, perubahan hormonal tidak bisa dihindari. Pada wanita, diketahui mati haid. Pada pria terjadi sesuatu yang disebut Andropause, yang disebut juga dengan “male menopause”. Meski tidak semua orang mengalami andropause, namun bagi yang mengalaminya, kondisi ini dapat membawa dampak berbeda dalam kehidupan.
Laporan dari * Berita Medis Hari Iniandropause adalah suatu kondisi yang terjadi akibat penurunan kadar testosteron, hormon utama yang berperan dalam perkembangan dan fungsi sistem reproduksi. pria. Testosteron di usia muda mendorong pertumbuhan otot, perkembangan ciri-ciri seksual sekunder, dan berperan dalam menjaga kesehatan mental dan fisik.
Namun seiring bertambahnya usia, terutama setelah usia 30 tahun, kadar testosteron cenderung menurun sekitar 1 persen setiap tahunnya. Hal ini memicu munculnya berbagai gejala dan perubahan yang dialami orang-orang di usia 40-an dan 50-an.
Setelah kata itu andropausePerubahannya lebih dalam dibandingkan penurunan hormon. Ini adalah masa transisi di mana orang-orang menyadari bahwa tubuh mereka tidak lagi dapat berolahraga seperti dulu. Meskipun andropause sering disamakan dengan menopause pada wanita, terdapat beberapa perbedaan yang signifikan. Salah satunya adalah tidak semua pria akan mengalami andropause dengan cara yang sama, dan penurunan kadar testosteron tidak terjadi pada saat berhentinya fungsi reproduksi.
Laporan dari * saluran kesehatan, Orang yang mengalami andropause berpotensi mengalami beragam gejala, baik fisik, seksual, maupun psikis, seperti:
– Penurunan Hasrat Seksual: Banyak pria melaporkan kesulitan mencapai atau mempertahankan ereksi, serta menurunnya hasrat untuk benar-benar berhubungan seks. Hal ini mempengaruhi hubungan interpersonal dan kepercayaan.
– Perubahan Fisik: Peningkatan lemak tubuh terutama di area perut, dan penurunan massa otot merupakan hal yang biasa terjadi. Hal ini dapat membuat orang merasa kurang bugar, dan kesulitan menjaga citra tubuhnya.
– Perubahan Suasana Hati: Gejala emosional seperti kecemasan, depresi, atau perubahan suasana hati yang tiba-tiba juga muncul. Kecemasan dan mudah tersinggung sering terjadi dalam kehidupan mereka sehari-hari.
– Kesulitan Tidur: Insomnia atau gangguan tidur lainnya juga sering terjadi, yang pada gilirannya mempengaruhi kesehatan mental dan fisik secara keseluruhan.
– Penurunan Fungsi Kognitif: Beberapa orang mengalami kesulitan berkonsentrasi dan menurunnya kemampuan berpikir, sehingga dapat mempengaruhi produktivitas kerja.
– Masalah kesehatan lainnya: Risiko terjadinya kondisi seperti osteoporosis, infertilitas, dan bahkan perkembangan payudara (ginekomastia) meningkat.
Dan setiap orang dapat mengalami keinginan yang berbeda-beda ini, dan tidak semua orang akan merasakannya. Namun ketika gejalanya mulai muncul, penting untuk tidak mengabaikannya.
Penyebab utama andropause adalah penurunan kadar testosteron yang disebabkan oleh berbagai faktor. Penuaan merupakan penyebab paling jelas, namun ada juga hal lain yang dapat mempercepat proses ini, seperti:
– Gaya hidup ceroboh: Kebiasaan apa pun, konsumsi alkohol berlebihan, pola makan yang buruk, dan kurangnya aktivitas fisik dapat memperburuk penurunan hormonal.
– Penyakit kronis : Diabetes, nyeri tinggi dan hipertensi dapat dipicu oleh beberapa faktor.
– Stres dan Stres: Stres dan depresi jangka panjang mempengaruhi keseimbangan hormon.
– Obat-obatan tertentu: Obat-obatan tertentu, seperti steroid, dapat menghambat produksi testosteron.
Mengetahui penyebab andropause dapat membantu orang mengatasi kondisi tersebut dan berupaya mengelolanya.
Bagi pria yang mengalami andropause, langkah pertama yang harus dilakukan adalah berkonsultasi ke dokter. Diagnosis dapat ditegakkan melalui tes darah yang mengukur kadar testosteron. Jika gejalanya tidak terlalu mengganggu, perubahan gaya hidup seringkali bisa memberikan hasil yang signifikan. Perubahan gaya hidup merupakan salah satu cara mengatasi andropause yang paling efektif.
Dalam beberapa kasus, terapi hormon dapat dipertimbangkan, meskipun derajatnya masih kontroversial. Pelanggan Pengganti testosteron Hal ini dapat membantu mengurangi gejala, namun memiliki beberapa risiko, terutama bagi pria yang memiliki riwayat kanker prostat.
MYESHA FATINA RACHMAN | BERITA MEDIS HARI INI | KESEHATAN
Pilihan Editor: Terapi Injeksi Testosteron
[ad_2]
Terimakasih
Post Comment