Kecemasan Kronis dan Stres Picu Penyakit Jantung
[ad_1]
DUTA PONSEL, Batavia – Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah dari Prof. Dr Margono Soekarjo dari RS Purwokerto, Rio Probo Kaneko mengatakan penyakit jantung bisa disebabkan oleh kecemasan atau stres jangka panjang. “Paparan stres secara kumulatif (jangka panjang) dapat meningkatkan risiko penyakit jantung,” kata Rio Probo Kaneko dalam diskusi online “Menjaga Kesehatan Jantung AZ” pada Rabu, 18 September 2024.
Ia menjelaskan, stres jangka panjang akan menyebabkan tubuh mengeluarkan hormon epinefrin, kortisol, dan dopamin secara berlebihan. Peningkatan hormon ini, jika terus berlanjut, merupakan pertanda buruk bagi kesehatan jantung seseorang yang menderita stres atau kecemasan jangka panjang. Efek negatif tersebut membuat jantung bekerja lebih keras karena jantung berdetak lebih cepat.
“Menurut penelitian, kadar lemak dalam tubuh dapat meningkat, kemudian terjadi peradangan pada pembuluh darah di jantung dan juga meningkatkan beban kerja jantung, denyut nadi menjadi cepat, tekanan darah tinggi, dari risiko penyakit jantung, dan penyakit jantung koroner. dan lain-lain,” kata Rio.
Namun, kata dia, stres yang bersifat sesaat ini tidak merusak jantung. Tidak ada risiko penyakit jantung pada seseorang yang menderita kecemasan dan stres dalam jangka waktu lama.
Padahal, menurut penelitian yang ada, kata dia, seseorang akan mengalami penyakit jantung karena rasa cemas dan tertekan yang berkepanjangan jika mengalaminya dalam jangka waktu 6 hingga 12 bulan.
“Banyak sekali penelitian yang sebagian besar dilakukan di luar negeri, mengungkapkan bahwa stres kronis dapat menyebabkan jantung tidak pernah terpuaskan selama 6 hingga 12 bulan,” ujarnya.
Iklan
“Kalau khawatir atau stres hanya 1 sampai 2 hari saja tidak termasuk,” kata Rio.
Dokter yang juga Wakil Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI) Purwokerto ini menjelaskan, pengelolaan stres dan kecemasan berlebihan sangat perlu dilakukan.
Ketika emosi tersebut muncul, ia menyarankan untuk melepaskannya dengan bercerita kepada orang-orang terdekat dan terpercaya serta bertemu dengan psikiater. Hal ini dilakukan guna melepaskan emosi dan perasaan tidak nyaman.
Pilihan Editor: Perbedaan CT Scan dan Kateterisasi Jantung
[ad_2]
Terimakasih
Post Comment