Museum Kereta Api Ambarawa, bukti sejarah transportasi Indonesia

[ad_1]

antarafoto-kereta-wisata-ambarawa-011218-foc-1 Museum Kereta Api Ambarawa, bukti sejarah transportasi Indonesia

Batavia (DUTAPONSEL) –

Museum Kereta Api Ambarawa yang terletak di Kota Ambarawa, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, merupakan destinasi wisata yang banyak memuat cerita tentang perkeretaapian Indonesia.

Tak hanya menampung koleksi lokomotif tua, Museum Kereta Api Ambarawa juga menjadi saksi sejarah perkembangan transportasi kereta api di tanah air.

Monumen sejarah kereta api di Indonesia yang jatuh setiap tanggal 28 September, Museum Kereta Api Ambarawa menjadi destinasi yang cukup menarik untuk meneliti perkembangan perkeretaapian Tanah Air.

Sejarah Museum Kereta Api Ambarawa

Museum Kereta Api Ambarawa berdiri di bekas Stasiun Kereta Api Ambarawa yang dibangun pada tahun 1873 oleh pemerintah kolonial Belanda. Awalnya stasiun yang bernama Stasiun Willem I ini dibangun untuk mengangkut kebutuhan tentara Belanda dari Semarang ke Magelang.

Pada saat itu, Stasiun Ambarawa merupakan cara yang bagus untuk memaksa kereta api, sebuah sistem unik yang memungkinkan kereta api melewati pegunungan terjal antara Ambarawa dan Bedono. Teknik-teknik tersebut dirancang untuk memungkinkan kereta api mendaki jalur curam dengan aman, sebuah inovasi teknis yang sangat maju pada masanya.

Jauh sebelum museum ini didirikan, Ambarawa sudah dikenal sebagai kota militer pendukung Magelang dalam menguasai pedalaman. Pada tahun 18135 dibangun Benteng Willem I yang selesai pada tahun 18148, pada masa pemerintahan Raja Willem I.

Pada tahun 1873, perusahaan kereta api swasta NISM membangun jaringan kereta api di Ambarawa sebagai syarat memperoleh konsesi jalur Semarang-Vorstenlanden (sekarang Surakarta dan Yogyakarta). Sebagian jalur cabang Kedungjati-Ambarawa sepanjang 37 kilometer dibangun untuk keperluan militer.

Stasiun Willem I yang sekarang dikenal dengan Stasiun Ambarawa dibangun sebagai terminal terakhir kereta api. Pada tanggal 1 Februari 1905, jalur kereta api diperpanjang hingga Secang-Magelang, dengan penambahan rel gergajian di lokasi khusus.

Baca Juga  Mengenal Heteroseksual dan Penjelasannya - DUTAPONSEL News

Dua tahun setelah renovasi, Stasiun Willem I berfungsi sebagai jalur ekspor dan militer di Jawa Tengah. Namun seiring berjalannya waktu dan modernisasi transportasi, peran Stasiun Ambarawa mulai hilang.

Pada tahun 1970, jalur kereta api antara Ambarawa dan Kedungjati resmi ditutup. Setelah ditutup pada tahun 1976, Stasiun Ambarawa diubah menjadi museum kereta api oleh Gubernur Jawa Tengah Supardjo Rustam untuk melestarikan lokomotif uap dan menjadi objek wisata.

Museum Kereta Api Ambarawa sekarang

Ambarawa dipilih karena perannya dalam sejarah perjuangan kemerdekaan, termasuk Perang Ambarawa, dan karena teknologi perkeretaapian kuno yang masih beroperasi.

Museum Kereta Api Ambarawa atau Museum Kereta Api Indonesia (IRM) menampilkan koleksi perkeretaapian dari masa Hindia Belanda hingga pra-kemerdekaan, antara lain 26 mesin uap, empat lokomotif diesel, lima kereta api, dan enam gerbong.

Pengunjung dapat menikmati perjalanan dengan Kereta Wisata Ambarawa-Tuntang dengan menggunakan lokomotif uap atau diesel. Ada pula jalur Ambarawa-Jambu-Bedono yang menggunakan mesin lokomotif uap, satu-satunya kereta api gergajian yang masih aktif di Indonesia.

Museum merupakan tempat edukasi yang menarik bagi masyarakat dan wisatawan yang ingin mengetahui lebih jauh tentang sejarah transportasi kereta api di Indonesia.

Dengan nilai sejarah yang tinggi, Museum Kereta Api Ambarawa tidak hanya menjadi destinasi wisata, namun juga menjadi saksi bisu sistem perkeretaapian jarak jauh di Indonesia. Sebagai museum yang terus berkembang, tempat ini berupaya memperkuat kesadaran akan pentingnya melestarikan warisan budaya.

Pemberita : M.Hilal Eka Saputra Harahap
Editor: Natisha Andarningtyas
Hak Cipta © DUTAPONSEL 2024

[ad_2]
Terimakasih

Post Comment

You May Have Missed


Fatal error: Uncaught Error: Call to undefined function WP_Rocket\Dependencies\RocketLazyload\wpm_apply_filters_typed() in /home/notstore/dutaponsel.com/wp-content/plugins/wp-rocket/inc/Dependencies/RocketLazyload/Image.php:562 Stack trace: #0 /home/notstore/dutaponsel.com/wp-content/plugins/wp-rocket/inc/Dependencies/RocketLazyload/Image.php(50): WP_Rocket\Dependencies\RocketLazyload\Image->noscriptEnabled() #1 /home/notstore/dutaponsel.com/wp-content/plugins/wp-rocket/inc/Engine/Media/Lazyload/Subscriber.php(343): WP_Rocket\Dependencies\RocketLazyload\Image->lazyloadImages('<!doctype html>...', '<!doctype html>...', false) #2 /home/notstore/dutaponsel.com/wp-includes/class-wp-hook.php(324): WP_Rocket\Engine\Media\Lazyload\Subscriber->lazyload('<!doctype html>...') #3 /home/notstore/dutaponsel.com/wp-includes/plugin.php(205): WP_Hook->apply_filters('<!doctype html>...', Array) #4 /home/notstore/dutaponsel.com/wp-content/plugins/wp-rocket/inc/Engine/Optimization/Buffer/Optimization.php(100): apply_filters('rocket_buffer', in /home/notstore/dutaponsel.com/wp-content/plugins/wp-rocket/inc/Dependencies/RocketLazyload/Image.php on line 562