Penyebab Kelainan Seksual – DUTAPONSEL News
[ad_1]
Batavia (DUTAPONSEL) –
Fenomena ini melibatkan perbedaan orientasi dan preferensi seksual, didorong oleh faktor biologis, psikologis, dan lingkungan, yang masih memicu perdebatan di masyarakat. Lalu apa saja penyebab gangguan seksual pada pria? Penjelasan ini dirangkum dari berbagai penulis yang berkompeten;
Penyebab kelainan seksual
Gangguan seksual dapat dipicu oleh berbagai faktor yang saling berkaitan. Beberapa di antaranya adalah pengalaman traumatis di masa kanak-kanak, seperti pelecehan seksual, dan juga tumbuh dalam lingkungan keluarga yang tidak berfungsi, di mana anak-anak sering menyaksikan orang tuanya bertengkar atau kurang mendapat kasih sayang.
Selain itu, kurangnya perhatian anak dalam melihat orang tuanya atau orang lain berhubungan seks, serta pengalaman berulang-ulang pada situasi atau objek tertentu yang mengarah pada kenikmatan seksual, juga turut berkontribusi. Faktor lainnya antara lain gangguan otak dan kesulitan dalam memulai dan mempertahankan hubungan interpersonal.
Baca juga: Tes Hormon dalam Urin Mempermudah Diagnosis Gangguan Sistem Reproduksi
Penyebab pasti penurunan seksual ini masih belum diketahui. Namun, beberapa orang dianggap lebih rentan mengalami gangguan seksual, terutama mereka yang memiliki kesadaran rendah, pengelolaan amarah yang buruk, kesulitan menunda kepuasan, kemampuan empati yang minim, dan kognisi yang terbatas.
Gejala gangguan seksual
Gejala kelainan seksual yang muncul pada setiap orang berbeda-beda sesuai dengan jenis kelainan yang dialami, gejala kelainan tersebut antara lain:
- Melakukan persetubuhan dengan anak di bawah umur.
- Memperlihatkan alat kelamin kepada orang lain atau di muka umum.
- Kepuasan seksual muncul ketika melihat atau mengintip suatu objek yang tidak biasa atau dalam suatu tindakan romantis.
- Mendapatkan kepuasan seksual dengan menyakiti pasangannya baik secara fisik (memukul, menendang, atau memperkosa) maupun secara psikologis (menghina atau mengumpat).
- Mengalami gairah seksual saat menyakiti diri sendiri atau disakiti oleh pasangan, baik secara fisik maupun psikis.
- Memperoleh gairah seksual dari item pakaian, terutama aksesoris wanita, seperti pakaian dalam wanita, sepatu, kaos kaki, dan lain-lain.
- Mengalami tawa seksual jika mengenakan pakaian lawan jenis.
- Menyentuh tubuh wanita tanpa izinnya, menyentuhkan sebagian tubuh (kebanyakan laki-laki) ke tubuh wanita (paha atau alat kelamin).
Baca juga: Pelecehan Seksual, Pengertian dan Jenisnya
Faktor risiko
Sejumlah faktor bisa meningkatkan risiko seseorang mengalami gangguan seksual, baik internal maupun eksternal. Faktor eksternal meliputi:
- Pola asuh permisif dimana tidak ada komunikasi dua arah antara anak dan orang tua.
- Dominasi ibu dalam mengasuh anak.
- Orang tua yang tidak memberikan pendidikan seks kepada anaknya.
- Lingkungan bermain, belajar dan komunitas yang mendukung berkembangnya penyimpangan seksual.
- Pengalaman menjadi korban penculikan atau pelecehan seksual.
- Tentang penggunaan alkohol dan obat-obatan terlarang.
Terakhir, penting untuk dicatat bahwa kelainan seksual bukanlah akibat dari pilihan individu, melainkan akibat berbagai interaksi antara faktor biologis, psikologis, dan lingkungan.
Untuk lebih memahami alasannya, masyarakat berharap dapat menghilangkan stigma dan menciptakan lingkungan yang lebih inklusif dan mendukung.
Hal ini akan membantu orang pulih dan menjalani hidup yang lebih sehat dan bahagia. Kesadaran diri dan pendidikan adalah kunci untuk menumbuhkan penerimaan dan pemahaman terhadap keberagaman dalam seksualitas.
Baca juga: Apa Itu Gangguan Seksual dan Ciri-Cirinya
Baca juga: Artikel Anak Kriminal Eksibisionis Sunter
Pemberita : M.Hilal Eka Saputra Harahap
Redaktur: Suryanto
Hak Cipta © DUTAPONSEL 2024
[ad_2]
Terimakasih
Post Comment