Perbedaan antara disabilitas mental dan disabilitas intelektual
[ad_1]
Batavia (DUTAPONSEL) – Disabilitas memiliki jenis yang berbeda-beda yang berdampak pada berbagai aspek kehidupan seseorang.
Keterbelakangan mental dan disabilitas intelektual adalah dua hal yang sering disalahartikan.
Kedua kelainan ini seringkali dianggap sama, meski memiliki perbedaan mendasar dari segi gejalanya.
Berikut penjelasan mengenai disabilitas intelektual dan disabilitas mental untuk memahami perbedaan kedua disabilitas tersebut;
disabilitas intelektual
Disabilitas intelektual merupakan suatu kondisi yang ditandai dengan keterbatasan kemampuan intelektual dan perilaku adaptif. Ini mempengaruhi cara seseorang belajar, berpikir dan memproses informasi.
Penyandang disabilitas intelektual biasanya memiliki tingkat IQ di bawah rata-rata dan kesulitan dalam berkomunikasi, bersosialisasi, dan beradaptasi dengan lingkungannya. Contoh disabilitas intelektual antara lain: Sindrom Keturunan dan menghambat pertumbuhan dan perkembangan.
Disabilitas intelektual juga mempengaruhi kemampuan beradaptasi dalam berbagai aspek kehidupan, seperti komunikasi, keterampilan sosial, dan kemampuan akademik. Jenis kedua Asosiasi Psikologi Amerika (APA) disabilitas intelektual diklasifikasikan berdasarkan skor IQ sebagai berikut:
- ringan (lemah): IQ 55-70
- Rata-rata (Imbecile): IQ 40-55.
- Berat: IQ 25-40
- Yang paling serius: IQ di bawah 25
Penting untuk dipahami bahwa penyandang disabilitas intelektual membutuhkan lebih banyak waktu dan kesabaran dalam belajar dan melakukan tugas sehari-hari.
Mereka membantu penyandang disabilitas intelektual untuk tenang, berpikir bebas, berpikir bebas, dan merasa lebih nyaman. Untuk berkorespondensi dengan penyandang disabilitas intelektual, kata-kata sederhana dan instruksi yang mudah dipahami.
Cacat mental
Gangguan jiwa mengacu pada gangguan yang mempengaruhi pemikiran, emosi, dan perilaku seseorang. Gangguan ini termasuk kondisi seperti gangguan bipolar, depresi, gangguan kecemasan, dan skizofrenia. Penyandang disabilitas mental mungkin mengalami kesulitan dalam bertemu, mengambil keputusan, dan mengungkapkan pikirannya dengan jelas.
Cacat mental dapat dibagi menjadi dua kelompok utama:
1. psikososial: Gangguan seperti skizofrenia, bipolar, depresi dan gangguan kecemasan.
2. Cacat perkembangan: Kondisi yang mempengaruhi interaksi sosial, seperti autisme dan ADHD.
Saat berinteraksi dengan penyandang disabilitas dan penyakit mental, penting untuk menciptakan lingkungan yang aman dari paksaan dan tekanan.
Jika ingin menjelaskan sesuatu kepada penyandang disabilitas, sebaiknya dilakukan dengan cara yang mudah dipahami dan nyaman bagi mereka, misalnya melalui tulisan atau percakapan langsung. Kesabaran dan pikiran terbuka sangat penting ketika menghadapi penyandang disabilitas mental.
Secara umum, disabilitas intelektual lebih berkaitan dengan keterbatasan dalam hal berpikir dan kemampuan belajar, sedangkan disabilitas mental mempengaruhi keadaan emosional seseorang serta cara berpikir dan menyikapinya.
Baca juga: Pemerintah berkomitmen melindungi hak penyandang disabilitas mental
Baca juga: 450 Penyandang Disabilitas Mental di DPS Pilkada Tangerang
Baca juga: Kemenkum HAM: Upaya Kolaborasi Akui P5 HAM bagi Disabilitas Mental
Reporter: Allisa Luthfia
Redaktur: Alviansyah Pasaribu
Hak Cipta © DUTAPONSEL 2024
[ad_2]
Terimakasih
Post Comment