Tips Mencegah Penyakit Alzheimer – Gaya Tempo.co
[ad_1]
DUTA PONSEL, Batavia – Kelompok usia 60 tahun ke atas disebut “Tsunami Perak” yang akan berdampak pada seperempat dari seluruh penduduk nasional. Pada saat yang sama, bahkan proyeksi ekstrem pun menunjukkan peningkatan kasus demensia dan penyakit Alzheimer di Indonesia, yang merupakan bentuk paling umum dari demensia.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan proporsi penduduk Indonesia berusia 60 tahun ke atas diproyeksikan meningkat, dari 9,0 persen atau 23 juta jiwa pada tahun 2015, menjadi 19,9 persen atau setara 63,3 juta jiwa pada tahun 2015. pada tahun 2045.
Data ini menimbulkan pertanyaan penting – apa yang dapat kita lakukan untuk mengurangi risiko Alzheimer?
Otak Seneca dan ancaman dewasa sebelum waktunya
Seiring bertambahnya usia, otak berubah, dan fungsi mental bertambah seiring waktu. Ini dapat dibagi menjadi tiga tahap alami;
– Penuaan normal (pelupaan ringan stabil yang tepat)
– Gangguan kognitif ringan (tantangan kognitif lebih terlihat namun tidak mengganggu kemandirian)
– Demensia (penurunan kognitif signifikan yang mempengaruhi kemampuan seseorang dalam merawat dirinya sendiri)
Anggota Dewan Penasihat Nutrisi Herbalife, Gary Little, mengatakan penyakit Alzheimer sering disebut sebagai “penyakit yang tidak terlihat” karena gejalanya yang lambat. Gejala awal Alzheimer – seperti mudah lupa atau sulit berkonsentrasi – sering kali dianggap sebagai perubahan normal terkait usia. Namun kesalahan ini mungkin tidak disengaja. “Alzheimer bisa mulai muncul jauh sebelum gejalanya, terkadang hingga 20 tahun lebih awal. Ketika tanda-tanda penurunan kognitif sudah terlihat, itu berarti telah terjadi kerusakan otak, sehingga deteksi dan intervensi dini menjadi penting,” ujarnya dalam keterangan pers. . WAKTU 20 SEPTEMBER 2014
Peta jalan menuju pencegahan melalui diet dan suplemen
Salah satu cara paling menjanjikan untuk mencegah Alzheimer adalah melalui pola makan dan nutrisi. Semakin banyak penelitian yang menunjukkan bahwa apa yang kita makan dapat berdampak besar pada kesehatan otak kita, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Faktanya, faktor risiko umum penyakit jantung dan demensia menunjukkan bahwa pendekatan nutrisi holistik merupakan tindakan pencegahan yang efektif. “Menyesuaikan pola makan kita untuk memperkuat makanan antioksidan dan anti-inflamasi, dan menerapkan gaya hidup yang lebih aktif, kita dapat mengurangi obesitas perut, tekanan darah tinggi, dan hal-hal lain yang berdampak pada kesehatan otak dan kesejahteraan secara keseluruhan,” kata Little.
Iklan
Mempertahankan pola makan yang kaya akan makanan yang mendukung otak — seperti makanan yang kaya asam lemak omega-3 dan nutrisi penting lainnya — dapat mendukung fungsi kognitif dan berpotensi mengurangi risiko Alzheimer.
Dalam konteks Asia, mempertahankan pola makan tradisional sudah memberikan banyak manfaat nutrisi. Misalnya, banyak pola makan lokal yang menekankan pada ikan, sayuran, dan makanan lain yang secara alami kaya akan omega-3 dan lemak. Selain itu, penambahan tumbuhan seperti bacopa – bahan pokok dalam pengobatan Ayurveda dan dikenal karena khasiatnya – dapat lebih meningkatkan kesehatan otak, memori, dan rentang perhatian. Sebagai ramuan adaptogenik, bacopa dapat meningkatkan daya tahan tubuh terhadap stres.
Suplemen juga dapat berperan penting dalam membantu tubuh menyerap dan menggunakan vitamin dan nutrisi tersebut untuk mengoptimalkan fungsi kognitif. Saat mempertimbangkan suplemen kesehatan otak, pertimbangkan kafein, lutein, dan kurkumin;
Kafein mendukung aspek-aspek penting fungsi otak, dengan penelitian terbaru menunjukkan senyawa dalam kopi yang diseduh secara gelap dapat membantu melindungi terhadap penyakit Alzheimer dan Parkinson. Lutein yang dikenal sebagai “vitamin mata” juga memberikan manfaat bagi kesehatan otak. Sebuah penelitian terbaru yang melibatkan orang dewasa yang lebih tua menunjukkan bahwa suplemen lutein dan zeaxanthin secara signifikan meningkatkan fleksibilitas multitasking dan kognitif.
Terakhir, kurkumin, senyawa yang ditemukan dalam kunyit dan kari India, membantu melawan peradangan di otak. Penelitian dari UCLA menunjukkan bahwa konsumsi kurkumin setiap hari meningkatkan daya ingat dan suasana hati pada individu dengan kehilangan ingatan terkait usia.
Pilihan Editor: Mengungkap Kaitan Antara Diabetes Tipe III dan Alzheimer
[ad_2]
Terimakasih
Post Comment