Tekno
Australia, Cara, Cook, dengan, ini, iphone, James, Laut, Mamalia, Mamalia Laut, para, Peneliti, pengetahuan, Rencana, terdampar, Universitas, yang
admin
0 Comments
Dengan Mamalia Laut yang Terdampar, Ini Rencana Para Peneliti di Universitas James Cook di Australia
[ad_1]
DUTA PONSEL, Batavia – Peneliti mamalia laut dari James Cook University, Australia, Putu Liza Kusuma Mustika menekankan pentingnya penanganan yang tepat dalam penanganan mamalia laut. Hal ini untuk menghindari kerusakan lebih lanjut pada bagian tubuh mamalia yang rapuh.
“Jika mamalia laut terluka, jangan menarik sirip, sirip, ekor, atau sirip punggungnya. Tulangnya sangat rapuh dan bisa patah,” kata Icha saat ditemui dalam kegiatan Media Lounge Diskusi (Melodi) secara daring, Rabu. , 25 September 2024.
Menurut Icha, sapaan akrab Putu Liza, masyarakat perlu mengetahui anatomi lumba-lumba dan paus. Hewan ini mudah binasa jika kekurangan, meskipun bernapas dengan paru-paru.
Icha juga mengingatkan agar lubang sembur atau lubang pernapasan mamalia laut tidak boleh diisi air. Seringkali masyarakat salah paham ketika melihat mamalia laut seperti paus putus asa menghirup air melalui lubang hidungnya. “Mereka punya niat baik untuk membantu, tapi tidak tahu pengobatan yang tepat. Karena kalau kandung kemihnya terisi air, mamalia ini bisa benar-benar tenggelam dan mati,” ujarnya.
Selain itu, kata Icha, yang perlu dilakukan terhadap mamalia laut adalah pengendalian perilaku masyarakat (public control). Umumnya banyak warga yang ingin melihat, bahkan memanjat ke atas hewan tersebut atau menarik anggota tubuhnya, sehingga menyulitkan.
“Tidak harus seperti itu pemerintahan rakyatmisalnya dengan menggunakan garis polisi. “Kalau kerumunan bisa dikendalikan dan ada tokoh masyarakat yang bisa dihubungi, maka masyarakat akan membantu dengan mewarnai kulit hewan tersebut, tapi tidak pada area pernapasannya,” kata Icha.
Iklan
Selain pengetahuan tentang upaya penyelamatan, kata Icha, diperlukan juga upaya untuk mengurangi berbagai ancaman terhadap pelestarian satwa liar. Ancaman dapat datang dari pariwisata, aktivitas penangkapan ikan, perjalanan perahu dan perburuan.
Menurut Icha, ancaman lain juga bisa datang dari aktivitas militer serta minyak dan gas di laut yang menimbulkan kebisingan dan polusi suara yang membingungkan hewan-hewan tersebut. Selain itu, pencemaran air dan sampah juga merusak ekosistem laut dan lingkungan.
Bunyi militer juga menjadi salah satu penyebab emisi mamalia laut. “Saya berbagi ilmu tentang hubungan sonar dan berbagai hal dengan armada tahun lalu, karena saya sangat ingin mengetahui dampaknya terhadap mamalia laut,” kata Icha.
Icha juga menyinggung pentingnya proyek pembuatan database mamalia laut di Indonesia. Basis data ini penting untuk memahami pola spasial dan temporal benih mamalia laut di Indonesia.
Pilihan Editor: Kalau sedimen laut dijadikan pengisi pantai, ahlinya: bisa tersapu ombak.
[ad_2]
Terimakasih
Post Comment