Dinas Lingkungan Hidup Karawang meminta warga tidak melakukan penyemprotan api di Kawasan Sungai Citaru

[ad_1]

DUTA PONSEL, Batavia – Operasional dan Kebersihan (DLHK) Kabupaten Karawang, Jawa Barat meminta masyarakat tidak menyalakan api di sekitar titik semburan air hitam atau gelembung di Sungai Citaru ruas Batujaya-Pakisjaya.

“Kami sudah sampaikan kepada ustadz setempat agar masyarakat tidak menyalakan api di sekitar titik keluarnya air hitam di ruas Sungai Citari Batujaya-Pakisjaya, karena berbahaya,” kata Kepala DLHK Karawang, Iwan. Ridwan; di Karawang, pada Sabtu 21 September 2024 yang dilansir Antara.

Iwan mengatakan, semburan air berwarna hitam yang muncul di Sungai Citaru Batujaya-Pakisjaya viral di media sosial dan merupakan fenomena alam. Menurut ahli geologi Institut Teknologi Bandung (ITB), hujan dari aliran sungai diduga mengeluarkan lumpur. Ini fenomena alam yang disebabkan oleh tekanan gas alam, ujarnya.

Fenomena alam ini, kata Iwann, dipastikan tidak akan menghilangkan polusi. Karena tidak ada pabrik atau industri di sekitar tempat itu.

DLHK Karawang akan mengirimkan surat kepada Badan Pengelola Geologi Kementerian ESDM serta Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG untuk mengetahui penyebab fenomena pancuran air hitam tersebut.

Kepala Bidang Kepatuhan dan Pengendalian (PPL) DLHK Karawang Melly menyatakan, pihaknya telah menyelesaikan verifikasi lapangan di Desa Segaran, Kecamatan Batujaya dan Desa Telukbuyung, Kecamatan Pakisjaya. Dari temuan di lapangan, muncul gelembung udara dari reservoir reservoir di beberapa titik pada 14 September 2024.

Iklan

Kemunculan gelembung udara dari dasar Sungai Citaru banyak ditemui di beberapa titik, mulai dari Desa Segaran Kecamatan Batujaya dan Desa Telukbuyung Kecamatan Pakisjaya yang berjarak sekitar 3 kilometer, kata Melly.

Melly mengatakan, dari penuturan warga, gelembung udara yang keluar dari penampung lumpur tersebut mengeluarkan bau yang menyengat, menimbulkan aliran air atau gelombang dan membentuk lingkaran hitam dengan diameter bervariasi antara 1-8 meter. “Sumber airnya juga ada di permukaan air, sehingga terlihat oleh warga yang tinggal di bantaran sungai, namun karena takut tidak sempat menyebutkannya,” kata Melly.

Baca Juga  Astronot NASA 'Terdampar' di Stasiun Luar Angkasa: Kecewa? Sangat!

Durasi munculnya gelembung udara bervariasi, mulai dari 30 menit, satu jam, bahkan hingga satu hari. Untuk mengetahui penyebab fenomena alam guncangan lumpur tersebut, kami telah menyurati permintaan penyelidikan lebih lanjut kepada Badan Geologi Kementerian ESDM dan Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, kata Melly.

Pilihan Editor: Aneka Bjorka Jual 6 Juta Data NPWP untuk WNI


[ad_2]
Terimakasih

Post Comment

You May Have Missed


Fatal error: Uncaught Error: Call to undefined function WP_Rocket\Dependencies\RocketLazyload\wpm_apply_filters_typed() in /home/notstore/dutaponsel.com/wp-content/plugins/wp-rocket/inc/Dependencies/RocketLazyload/Image.php:562 Stack trace: #0 /home/notstore/dutaponsel.com/wp-content/plugins/wp-rocket/inc/Dependencies/RocketLazyload/Image.php(50): WP_Rocket\Dependencies\RocketLazyload\Image->noscriptEnabled() #1 /home/notstore/dutaponsel.com/wp-content/plugins/wp-rocket/inc/Engine/Media/Lazyload/Subscriber.php(343): WP_Rocket\Dependencies\RocketLazyload\Image->lazyloadImages('<!doctype html>...', '<!doctype html>...', false) #2 /home/notstore/dutaponsel.com/wp-includes/class-wp-hook.php(324): WP_Rocket\Engine\Media\Lazyload\Subscriber->lazyload('<!doctype html>...') #3 /home/notstore/dutaponsel.com/wp-includes/plugin.php(205): WP_Hook->apply_filters('<!doctype html>...', Array) #4 /home/notstore/dutaponsel.com/wp-content/plugins/wp-rocket/inc/Engine/Optimization/Buffer/Optimization.php(100): apply_filters('rocket_buffer', in /home/notstore/dutaponsel.com/wp-content/plugins/wp-rocket/inc/Dependencies/RocketLazyload/Image.php on line 562