Jadi Tuan Rumah Lokakarya Nuklir IAEA 2024, Begini Rencana BRIN Memanfaatkannya?
[ad_1]
DUTA PONSEL, Batavia – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bekerja sama dengan Badan Energi Atom Internasional (IAEA) menyelenggarakan lokakarya kerjasama teknik teknologi nuklir Internasional 2024 pada hari ini, Senin 23 September 2014 hingga Jumat 27 September 2024. Sebagai salah satu negara anggota yang mempertimbangkan pemanfaatan energi nuklir dalam bauran energi nasional, Indonesia berpartisipasi aktif. Rencana Teknologi Nuklir Internasional 2024 dengan tema 'Pekerjaan Antar Daerah tentang Penilaian Mandiri dalam Pembangunan Infrastruktur untuk Program Tenaga Nuklir Baru'.
Wakil Presiden Bidang Kebijakan Pembangunan BRIN, Mego Pinandito mengatakan, aksi ini memiliki beberapa manfaat positif bagi Indonesia sebagai tuan rumah. Selain peluang Indonesia memberikan fasilitator untuk memperkuat kompetensi negara anggota IAEA, rencana kerja sama tersebut juga berupa rencana pemanfaatan energi nuklir dalam pengembangan energi nasional.
“Saat ini pemerintah Indonesia sedang mematangkan rencana pembangunan dan pengoperasian pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) sebagai bagian dari Kebijakan Energi Nasional (KEN) yang bertujuan untuk mengoptimalkan penggunaan Energi Baru Terbarukan (EBET),” kata Mego dalam sebuah pernyataan. keterangan tertulis, Senin, 23 September 2014.
Mego mengatakan Indonesia kini sedang menyelesaikan rencana penggunaan energi nuklir untuk menghasilkan listrik. Selain menjadi bagian dari upaya optimalisasi penggunaan energi baru dan terbarukan dalam bauran energi nasional, juga mendukung pemenuhan target. tidak ada rilis bersih hingga tahun 2006
Dalam penyusunan kebijakan energi nuklir nasional, kata Mego, perlu mempersiapkan dan memperkuat berbagai aspek infrastruktur yang mengacu pada pedoman IAEA. Menurutnya, penyiapan dan penguatan berbagai aspek infrastruktur energi nuklir penting dilakukan agar rencana pemanfaatan energi nuklir di Indonesia dapat terlaksana dengan baik dan sesuai rencana. Baik itu dari segi ekonomi, kesiapan teknologi, sumber daya manusia, hingga kesehatan.
“Dengan ikut serta dalam kerja sama pengembangan teknis IAEA, Indonesia dapat memperoleh manfaat dalam memperkuat infrastruktur energi nuklir nasional, serta berperan sentral dan fasilitator untuk memperkuat kompetensi bagi negara-negara anggota lainnya yang berminat mengembangkan program energi nuklir di Tanah Air,” kata Mego. .
Iklan
Menurutnya, pengalaman Indonesia dalam mempersiapkan dan memperkuat infrastruktur pengembangan energi nuklir nasional dapat menjadi penting untuk mendorong peran Indonesia dalam kolaborasi ke depan dengan negara anggota lainnya dalam pertukaran kompetensi dan keahlian terkait penguatan infrastruktur nuklir, di bawah payung IAEA. kerjasama teknis.
Workshop IAEA mengenai infrastruktur nuklir di kantor pusat BRIN melibatkan partisipasi 30 peserta dari 21 perwakilan negara anggota IAEA peserta Konferensi Teknologi Nuklir Internasional 2024, termasuk negara-negara yang berencana mengembangkan energi nuklir nasional di negaranya.
Mego mengatakan, tindakan ini bertujuan untuk memfasilitasi pembahasan berbagai isu untuk penilaian mandiri kesiapan infrastruktur energi nuklir nasional, guna mendukung negara-negara anggota IAEA yang berencana mengembangkan program energi nuklir. “Sebagai bagian dari inisiatif kerja sama teknis INT 2024, kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan pemanfaatan energi nuklir negara-negara anggota IAEA,” ujarnya.
Pilihan Editor: Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Pertama pada tahun 2003 yang Mengejar Target Pemerintah “
[ad_2]
Terimakasih
Post Comment