Jika sedimen memenuhi pantai, para ahli mengatakan sedimen tersebut dapat tersapu oleh gelombang
[ad_1]
DUTA PONSEL, Batavia – Sungai-sungai besar yang kini mengalir ke laut di Perairan Riau, Teluk Thailand, Perairan Natuna, dan Perairan Bagian Utara Jawa, Kalimantan Selatan hanya mengendapkan lumpur dan lumpur sebagai faex. Lumpur atau lendir tanah atau batu berada di antara lumpur dan pasir laut.
Sungai-sungai ini tidak menyimpan pasir dalam jumlah besar. Lumpur dan sedimen lanau dikeluarkan ketika terjadi banjir besar yang dapat berlangsung hingga 25 tahun.
Hal itu diungkapkan Sedimontolog yang juga mantan Ketua Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI), Andang Bachtiar, dalam suratnya saat menceritakan kontroversi sedimen dan sedimen. pasir laut Dia mencoba memperbaiki laut dengan mengeluarkan pasirnya. Ekspor dihentikan oleh Presiden Jokowi setelah dua dekade ditutup pada era Presiden Megawati Soekarnoputri.
Jokowi mendapat kecaman luas dan mengatakan pengerukan dan pembuangan sedimenlah yang merusak saluran air, bukan pasir laut. “Festnya beda, meski juga mulai terbentuk,” kata Jokowi, 17 September lalu.
Dalam tulisannya, bahkan saat dihubungi pada Rabu, 25 September 2024, Andang menjelaskan keyakinannya bahwa sedimen yang akan ditambang dan dikeluarkan bukanlah sedimen berupa lumpur dan lanau di atasnya. Sedimen berukuran lebih besar dibandingkan dengan tanah liat dan lanau yaitu pasir (butirannya berukuran 1/16 – 2 mm).
Selain itu, master sarjana hingga doktor geologi ITB ini menambahkan, pasir menjadi bahan utama pengambilan ekspansi maritim seperti di Singapura – dugaan motif di balik ekspor pasir laut. “Lumpur, tanah liat dan lanau: bahan utama apa yang bisa digunakan untuk penimbunan pantai…bisa langsung. untuk mengutuk mereka encer, diliputi gelombang pantai, ditimbun oleh tanah hingga menjadi bumi.
Iklan
Andang Bakhtiar Foto: Andangbachtiar.com
Andang menyebut perairan Riau, Teluk Thailand, perairan Natuna, perairan utara Jawa hingga selatan Kalimantan sebagai laut dangkal. Eksposisi Sunda. Keberadaan pasir laut, jelasnya, merupakan hasil pengendapan sungai pada 10-20 ribu tahun lalu, saat Paparan Sunda masih ada.
“Iya,” kata pria yang menulis bahwa dirinya kini menjadi konsultan hukum dan peneliti, “Menambang pasir di tengah dangkalnya Paparan Sunda saat ini tidak ada hubungannya dengan muara sungai saat ini.”
Dan pasir sungai Sundaland Timur, tambah Andang, jika cocok di kawasan tersebut akan terdapat butiran emas placer) dan juga mineral-mineral besar seperti 'pasukan' unsur tanah jarang.tanah jarang).
Pilihan Editor: Penjelasan Fenomena Bulan Mini, Bukan Bulan Kembar yang Akan Menemani Bumi 2 Bulan Ke Depan
[ad_2]
Terimakasih
Post Comment